FORKOWAS.COM, BANDUNG - Sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Majalaya 01 dan 08 terlihat serius mengikuti simulasi pengurangan risiko bencana alam gempa bumi di Taman Hijau Alun-alun Majalaya Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Jumat (26/4/2019).
Ada juga di antara siswa yang terlihat ceria dan riang gembira karena antusias mengikuti pendidikan simulasi untuk pengurangan risiko bencana alam gempa bumi.
Saat itu ada sekitar 150 siswa SD yang dilibatkan dalam simulasi pengurangan risiko bencana alam gempa bumi. Pelaksanaan simulasi itu dalam rangka hari kesiapsiagaan bencana nasional.
Selain itu berdasarkan pada intruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk menyelenggarakan simulasi penanganan bencana alam gempa bumi.
Simulasi bencana alam gempa bumi ini dilaksanakan oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Majalaya.
Selain itu melibatkan unsur komunitas lainnya di antaranya Generasi Muda Majalaya, KNPI, B-Pas, FKPA, Papas, Pajar Rimbawana, Pasak, MRC, Wana Serva, Marcapada.
Selain itu, Badega Kabupaten Bandung, Brigade Penolong, Kwarcab Kabupaten Bandung dan UPT Yankes Puskesmas Majalaya.
Sekretaris Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Majalaya Roni Ramli Adji mengatakan, pelaksanaan simulasi ini melibatkan 150 siswa SD berdasarkan pada surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sehingga lembaga pendidikan ikut andil dalam kegiatan simulasi. Selain para siswa, juga melibatkan para guru dan warga lainnya
"Kenapa melibatkan para siswa SD? Pasalnya, siswa SD sangat rawan saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas," kata Roni di sela-sela kegiatan simulasi pengurangan risiko bencana alam gempa bumi di Taman Hijau Alun-alun Majalaya.
Pantauan di lapangan, dalam pelaksanaan simulasi pengurangan risiko bencana gempa bumi itu, mulai dari awal terjadinya bencana gempa bumi.
Para guru dan kepala sekolah, berusaha untuk menenangkan para siswa siswi yang terlihat panik dan ketakutan saat terjadi gempa bumi ketika mereka sedang melangsungkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Untuk menyelamatkan para siswa yang terancam keselamatan jiwanya itu, para guru menyuruh semua siswa yang ada di dalam kelas untuk menunduk sambil pegang kepala.
Kemudian, para guru mengevakuasi dan membawa para siswa ke luar kelas untuk menyelamatkan diri dari ancaman bencana tersebut.
"Setelah dievakuasi keluar kelas, guru melakukan pendataan jumlah siswa," kata Roni.
Para guru pun, katanya, saat itu mendata siswa yang menjadi korban bencana alam gempa bumi saat berada di ruang kelas.
Pada saat itu juga, pihak sekolah untuk segera melaporkan para korban bencana alam gempa bumi ke pihak FPRB. Setelah itu, FPRB berkoordinasi dengan Kepala Desa Majalaya.
Kemudian FPRB memerintahkan kepada satgas penyelamatan dan evakuasi Destana Majalaya agar siap meluncur ke lokasi kejadian bencana, untuk melaksanakan
evakuasi para korban bencana alam gempa bumi.
Hal itu untuk menangani korban luka ringan, luka berat dan yang meninggal dibantu oleh Puskesmas Majalaya. Agar korban luka berat dan meninggal dirujuk ke rumah sakit terdekat. (KS)*