"Lemah Permodalan dan Promosi, Usaha Mereka Gulung Tikar"
PAMULIHAN, FORKOWAS.COM -
Jutawan, panggilan yang akrab terdengar warga di Kecamatan Pamulihan bagi para pengusaha kerajinan wayang, pada masa kejayaanya.
Gelar dan predikat pengusaha yang tebal uang itu, kini hanya angan-angan saja.
Hal itu, imbas dari tak jelasnya usaha mereka dan sebagian gulung tikar.
Nasib para pengrajin wayang di Desa Pamulihan pun kini tak menentu.
Mereka, kembali bermimpi jika usahanya diatas angin yang juga akibat banyaknya pesanan.
Fakta sekarang, kini mereka bisa berkarya hanya sekedar untuk mengisi waktu luang saja.
"Benar, sebelumnya para pengrajin wayang disini acap kali disebut warga si jutawan. Beralasan, pesanan wayang yang cukup banyak hingga membuat tak sepi order. Kami, mampu memasarkan wayang ke beberapa negara," kata Isak (48), salah seorang pengrajin kepada forkowas.com, Rabu 31 Juli 2019.
Pria yang telah lama menggeluti usaha kerajinan wayang itu mengakui jika kondisi usahanya sedang lemah.
Ia mengatakan, usaha kerajinan wayang sekarang itu hanya sekedar upaya mempertahankan tradisi saja.
"Dulu, disini ada sekitar 700 orang pengrajin wayang. Sekarang, yang tersisa jumlahnya pun bisa terhitung jari tangan," ujarnya.
Bahkan, dirinya mengaku jika ssbelumnya pernah memiliki pekerja sebanyak 50 orang, warga Pamulihan.
"Merosotnya usaha kerajinan wayang itu, karena terkendala berbagai persoalan, diantaranya permodalan dan pemasaran," ucapnya.
Menurutnya, akan kembali menggeliat kiprah pengrajin jika di Pamulihan ada galery wayang sekaligus lokasi pemasaran.
Ya, dengan ada lokasi usaha yang difasilitasi pemda,
"Saya berharap Pemkab Sumedang membantu pengrajin wayang agar potensinya kembali bangkit," ucapnya. (Egy)*
PAMULIHAN, FORKOWAS.COM -
Jutawan, panggilan yang akrab terdengar warga di Kecamatan Pamulihan bagi para pengusaha kerajinan wayang, pada masa kejayaanya.
Gelar dan predikat pengusaha yang tebal uang itu, kini hanya angan-angan saja.
Hal itu, imbas dari tak jelasnya usaha mereka dan sebagian gulung tikar.
Nasib para pengrajin wayang di Desa Pamulihan pun kini tak menentu.
Mereka, kembali bermimpi jika usahanya diatas angin yang juga akibat banyaknya pesanan.
Fakta sekarang, kini mereka bisa berkarya hanya sekedar untuk mengisi waktu luang saja.
"Benar, sebelumnya para pengrajin wayang disini acap kali disebut warga si jutawan. Beralasan, pesanan wayang yang cukup banyak hingga membuat tak sepi order. Kami, mampu memasarkan wayang ke beberapa negara," kata Isak (48), salah seorang pengrajin kepada forkowas.com, Rabu 31 Juli 2019.
Pria yang telah lama menggeluti usaha kerajinan wayang itu mengakui jika kondisi usahanya sedang lemah.
Ia mengatakan, usaha kerajinan wayang sekarang itu hanya sekedar upaya mempertahankan tradisi saja.
"Dulu, disini ada sekitar 700 orang pengrajin wayang. Sekarang, yang tersisa jumlahnya pun bisa terhitung jari tangan," ujarnya.
Bahkan, dirinya mengaku jika ssbelumnya pernah memiliki pekerja sebanyak 50 orang, warga Pamulihan.
"Merosotnya usaha kerajinan wayang itu, karena terkendala berbagai persoalan, diantaranya permodalan dan pemasaran," ucapnya.
Menurutnya, akan kembali menggeliat kiprah pengrajin jika di Pamulihan ada galery wayang sekaligus lokasi pemasaran.
Ya, dengan ada lokasi usaha yang difasilitasi pemda,
"Saya berharap Pemkab Sumedang membantu pengrajin wayang agar potensinya kembali bangkit," ucapnya. (Egy)*